Tweet |
KERINCI – Awal Januari 2009 mendatang Lapangan terbang Depati Parbo, Kerinci akan kembali beroperasi, dengan rute Padang, Kota Jambi dan Batam. Pengoperasian bandara yang berlokasi di Hiang, Kecamatan Sitinjau Laut itu diresmikan oleh Menteri Perhubungan Ir. Djusman Syafii Jamal, Sabtu (29/11).Menhub menyebutkan, dengan berfungsi kembali lapangan terbang Depati Parbo diharapkan bisa meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.” Saya kenal betul bahwa hasil pertanian Kerinci berupa kentang dan kayu manis, tapi tidak bisa dibawa keluar, karena terkendala transportasi. Dengan dioperasikannya bandara, diharapkan kendala transportasi bisa diatasi,” ujara Djusman.
Turut hadir dalam acara ini Gubernur Jambi yang diwakili oleh Asisten II Setda Provinsi Jambi, Anggota DPR RI utusan dari Provinsi Jambi yang juga merupakan putra daerah Kabupaten Kerinci Rijal Djalil, Unsur Muspida Provinsi Jambi, Bupati Kerinci beserta Wakil Bupati Kerinci, Ketua DPRD Kabupaten Kerinci, Anggota Muspida dan Ketua Pengadilan Negeri Kabupaten Kerinci, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jambi, Kepala Badan/Dinas/Bagian serta Camat Lingkup Pemda Kabupaten Kerinci dan para undangan lainnya.
Ditambahkan Menhub RI, sampai saat ini Bandara Depati Parbo belum dapat melayani penerbangan berjadwal dengan menggunakan pesawat Foker-50, maka perlu beberapa perbaikan diantaranya : a. Penyiapan fasilitas peralatan Pertolongan Kecelakaan Pesawat Pemadam Kebakaran (PKP-PK) yang sesuai dengan kebutuhan operasional pesawat Foker-50, b. Penyempurnaan permukaan dan marka landas pacu (runway) dengan melakukan pekerjaan yang salah satunya adalah overlay sepanjang 1.400 m serta perbaikan fasilitas sisi udara lainnya seperti shoulder, apron dan taxiway, c. Pengamanan terhadap lalu hewan maupun penduduk lokal di lokasi bandara. Walaupun masih terdapat perbaikan yang harus dilakukan di bandara ini, namun hendaknya tidak membuat kita cepat mudah menyerah dengan kondisi yang ada akan tetapi justru dapat dijadikan pendorong untuk menuju ke gerbang kemakmuran.
Bupati Kerinci H. Fauzi Siin mengatakan, proyek pembangunan lapangan terbang ini mengunakan anggaran APBD Kerinci dan APBD Propinsi Jambi serta bantuan pemerintah pusat. Pengoperasian kembali bandara ini untuk mengantisipasi jauhnya jarak antara Kerinci dengan Ibu Kota Provinsi serta daerah-daerah lainnya. “ Agar kehadiran Bandara ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Kerinci yang juga selama ini terkendala dengan transportasi, seperti membawa hasil pertanian ke luar daerah,” ujarnya.
Fauzi berharap melalui Menteri Perhubungan bisa dikucurkan lagi dana pusat untuk pengembangan lapangan terbang Depati Parbo. “Diharapkan pemerintah pusat membantu lagi untuk pengembangan lapangan terbang Depati Parbo, yang diperkirakan sekitar Rp 91 miliar ” kata bupati.
Bupati Kerinci H. Fauzi Siin dalam sambutannya mengatakan, dalam pelaksanaan pengembangan bandara Depati Parbo ini, Pemerintah Kabupaten Kerinci telah berupaya melakukan berbagai terobosan guna mewujudkan harapan dan tujuan bersama agar jembatan udara ini dapat menghubungkan Kabupaten Kerinci dengan daerah luar. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain adalah Pertama, penghitungan master plan Bandar Udara Depati Parbo Kabupaten Kerinci yang telah dikerjakan dengan empat tahap pengembangan pembangunan, Kedua, penyusunan rencana RPT secara bertahap sampai tahun 2008 yang dimulai dengan kegiatan rehabilitasi bandara, perpanjangan dan peningkatan landasan pacu bandara. Ketiga, pelaksanaan kegiatan fisik setiap tahun yang dimulai dari tahun 2003 sampai sekarang yaitu dari total luas lahan 100 Ha yang direncanakan untuk sisi udara 60 Ha dan sisi darat 40 Ha, kondisi sekarang baru dilaksanakan lebih kurang 33 Ha sesuai dengan kemampuan keuangan pusat, provinsi dan kabupaten. Pembangunan fasilitas sisi udara (runway) yang dapat didarati berdimensi panjang 1.400 m dan lebar 30 m yang ditingkatkan menjadi 1.800 m dan lebar 30 m dari rencana terpanjang 1.950 m dan lebar 30 m, ini dilakukan mengingat kecenderungan permintaan lalu lintas angkutan udara yang terus meningkat terutama pelayanan pesawat jenis M-50 atau Foker-50. Kelima, memantapkan storing area seluas 1.600 m persegi, taxiway dan apron yang masih menggunakan fasilitas lama sebelum terealisasi rencana pembangunan terminal di bagian tengah yang dilaksanakan. Keenam, peningkatan daya dukung disesuaikan dengan pesawat yang diizinkan diantaranya seperti M-12, jadi sekarang hanya bisa didarati oleh pesawat jenis Foker-50. Walaupun panjangnya bisa didarati oleh pesawat jenis Foker-100 atau RG-100 tetapi daya dukungnya masih perlu di dua kali lipatkan dari sekarang.(ij-10)
sumber infojambi.com
0 comments:
Post a Comment