Friday 21 November 2008

GANGGUAN KEPRIBADIAN

Gangguan-gangguan dalam kategori ini bersumber dari perkembangan kepribadian yang tidak masak dan menyimpang. Kerena mengalami proses perkembangan yang tidak semestinya, individu-individu tertentu memiliki cara pandang, cara pikir dan berhubungan dengan dunia sekelilingnya secara maladaptif. Akibatnya, mereka tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan dalam kasus-kasus tertentu mereka menjadi menderita.

Ada tiga kelompok gangguan utama dalam kategori ini, yaitu gangguan kepribadian, kepribadian antisosial, dan perilaku kriminal.1. Gangguan Kepribadian

Penderita jenis gangguan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:



Hubungan pribadinya dengan orang lain terganggu, dalam arti sikap dan perilakunya cenderung merugikan orang lain.

· memandang bahwa kesulitannya disebabkan oleh nasib buruk atau perbuatan jahat orang lain. Dengan kata lain, penderita gangguan ini tidak pernah merasa bersalah.

· tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap orang lain: bersikap manipulatif atau senang mengakali, mementingkan diri sendiri, tidak punya rasa bersalah, dan tidak mengenal rasa sesal bila mencalakakan orang lain.

· celakanya, orang ini tidak pernah dapat melepaskan diri dari pola tingkah lakunya yang maladaptif itu.

· selalu menghindari tanggung jawab atas masalah-masalah yang mereka timbulkan.

Selain itu, gangguan ini lebih merupakan gangguan terhadapa nama baik si penderita (disorders of reputation). Artinya, masalahnya lebih berupa akibat tidak menyenangkan dari tindakan sipenderitan terhadap orang lain, bukan berupa penderitaan yang harus ditanggung oleh yang bersangkutan, seperti misalnya pada kasus neurosis. Dalam kasus neurosis, yang menderita dan merasa tidak bahagia adalah penderita itu sendiri. Sebaliknya dalam gangguan kepribadian ini yang menjadi korban perbuatan tidak bertanggung jawab dari si penderita. Penderita sendiri hanya mengalami reputasi yang buruk, yang bagi penderita gangguan ini sama sekali bukan soal.

Beberapa jenis gangguan kepribadian yang cukup menonjol adalah kepribadian paranoid-skizoid-skizotipe, kepribadian histrionik-narcisistik-antisosial, dan kepribadian aviodan-tergantung-kompulsif-agresif pasif.

a. Kepribadian Paranoid, Skizoid, dan Skizotipe

Penderita ketiga jenis gangguan ini berperilaku eksentrik, ditambah beberapa kekhususan sebagai berikut:

1) Kepribadian Paranoid memiliki ciri-ciri tambahan: serba curiga; hipersensitif atau sangat perasa; rigid atau kaku; mudah iri; sangat egois; argumentatif atau suka menentang; suka menyalahkan orang lain; suka menuduh orang lain jahat.

2) Kepribadian Skizoid memiliki ciri-ciri khas: tidak mampu dan menghindari menjalin hunbungan sosial; terkesan dingin dan tidak akrab atau tidak ramah; tidak terampil bergaul dan suka menyendiri.

3) Kepribadian Skizotipe memiliki ciri-cri khas: suka menyendiri; suka menghindari oang lain; egosentrik; dihantui oleh pikiran-pikiran autistik, yaitu pikiran-pikiran yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain selain oleh dirinya sendiri, dan takhayul-takhayul; dan amat perasa.

b. Gangguan Kepribadian Historik, Narcisistik, dan Antisosial

Penderita ketiga jenis gangguan ini memiliki ciri umum berperilaku dramatik atau penuh aksi serba menonjolkan diri, emosional, dan eratik atau aneh-aneh, di samping beberapa ciri khusus sebagai berikut:

1) Kepribadian Histrionik: tidak matang; emosinya labil; haus akan hal-hal yang serba menggairahkan (excitement); senang mendramatisasi diri secara berlebihan untuk mencari perhatian; penyesuaian seksual dan hubungan pribadinya kacau; tergantung, tak berdaya, dan mudah ditipu; egois, congkak, sangat haus akan pengukuhan orang lain; sangat reaktif; dangkal atau picik, dan tudal tulus.

2) Kepribadian Narcisistik: merasa diri penting dan haus akan perhatian dari orang lain; selalu menuntut perhatian dan perlakuan istimewa dari orang lain; sangat peka pada pandangan orang lain terhadap dirinya (harga dirinya rapuh); bersikap exploitatif: memikirkan kepentingannya sendir, mangabaikan hak dan perasaan orang lain.

3) Kepribadian Antisosial: selalu melanggar hak orang lain lewat perilaku agresif, antisosial, dan tanpa rasa sesal; tidak sedikit diantara penderita cukup cerdas dan pandai menampilkna diri secara meyakinkan untuk menjadi penipu ulung.

c. Gangguan Kepribadian Avoidan, Tergantung, Kompulsif, dan Agrasif Pasif

Penderita dalam kategori ini memiliki ciri umum diliputi kecemasan dan rasa takut, sehingga kadang-kadang susah dibedakan dari penderita neurosis, ditambah ciri-ciri khusus sebagai berikut:

1) Kepribadian Avoidan tau menghindar: sangat peka terhadap penolakan atau hinaan prng lain; cenderung mudah mempersepsikan olok-olokan atau pelecehan yang belum tentu benar; pergaulan sempit dan segan emnjalin pergaulau; takut bergaul dengan orang lain disebabkan takut untuk dikritik atau ditolak, kendati sering merasa butuh afeksi dari orang lain dan merasa sepi; merasa sedih karena tidak punya teman, dan ketidakmampuan bergaul tersebut menjadi sumber kesusahan dan penyebab harga dirinya yang rendah.

2) Kepribadian Tergantung: sangat tergantung pada orang lain dan merasa tidak berdaya, kendati sesungguhnya tidak demikian; dapat berfungsi baik sepanjang tidak dituntut melakukan sesuatu seorang diri.

3) Kepribadian Kompulsif: memiliki perhatian yang berlebihan pada aturan-atiran, ketertiban, efisiensi, dan pada pekerjaan; menginginkan semua orang bekerja seperti dirinya; tidak mampu mengungkapkan sikap dan perasaan hangat; perilakunya serba terhambat, sangat perasa, namun juga sangat rajin; kepribadiannya kaku; sulit untuk bersantai; sangat memperhatikan hal kecil-kecil; dan sangat sulit membagi waktu.

4) Kepribadian Agresif-pasif. Simtom ini sesungguhnya merupakan sikap bermusuhan yang diungkapkan lewat cara-cara yang bersifat tidak langsung dan bukan melalui kekerasan. Sebagai contoh, untuk mengungkapkan kebenciannya pada majikan yang lalim, seorang pembantu sengaja senang menangguhkan atau menghambat-hambat pelaksanaan pekerjaan, bersikap keras kepala, sengaja bekerja tidak efisien, dan sebagainya. Beberapa ciri khasnya adalah: tidak suka patuh pada tuntutan orang lain; benci pada figur otoritas, tetapi takut menyatakan atau mengungkapkannya (tidak asertif).

Gangguan-gangguan ini diduga dapat disebabkan oleh faktor bawaan (masih hipotesis); faktor psikososial, seperti pola hubungan keluarga yang patogenik; dan faktor sosiokultural, seperti munculnya sistem nilai dan pola perilaku tertentu yang jauh berbeda dari yang lazim berlaku di masyarakat akibat kondisi kemiskinan. Misalnya, dalam bentuk standar yang sangat longgar tentang kejujuran, tanggung jawab sosial, dan sebagainya.

Penderita aneka jenis gangguan ini biasanya sulit ditangani untuk ditolong. Mereka harus dipaksa. Usaha memberikan pertolongan biasanya lebih efektif bila dilakukan dalam lingkungan tertentu yang membatasi runga gerak penderita, misalnya di penjara atau pusat rehabilitasi lainnya. Penanganan di luar jarang berhasil.

http://balancepers.com/gangguan-kepribadian/

0 comments: