Tuesday 26 March 2013

Subjective Well-Being

Subjective Well-Being Subjective well-being adalah bagaimana seseorang mengevaluasi kehidupan yang ia jalani. Hal ini berhubungan dengan kepuasan hidup dan kepuasan pernikahan, pengalaman yang berhubungan dengan depresi dan kecemasan, serta mood atau suasana hati dan emosi yang positif (Diener, Suh & Oishi, 1997). Ini artinya subjective well-being merupakan evaluasi diri mengenai kehidupan yang dijalani yang mencakup aspek kognitif yaitu evaluasi tentang kepuasan hidup yang dirasakan dan aspek afektif berupa afeksi positif dan afeksi negatif. Snyder dan Lopez (2005: 63) juga menjelaskan bahwa kebahagiaan (happiness) atau subjective well-being (subjective well-being) merupakan suatu keadaan yang di dalamnya terdapat fungsi kognitif dan afektif. Fungsi kognitif yaitu adanya suatu evaluasi oleh individu termasuk dalam membuat suatu keputusan tentang kepuasan dan keutuhan hidup. Fungsi afektif terdiri dari reaksi emosi yang bisa dalam bentuk positif ataupun negatif. Ed diener (dalam Sousa dan Lyubomirsky, 2001) juga memiliki pendapat yang maknanya kurang lebih sama dimana ia menjelaskan bahwa subjective well-being dan happiness terdiri oleh dua komponen yaitu afektif dan kognitif. Dijelaskan lebih lanjut bahwa yang ia maksudkan sebagai komponen kognitif merupakan seberapa sering seserorang melaporkan pengalaman-pengalaman dari afeksi positif dan negatif yang ia rasakan, sedangkan komponen negatif terdiri dari evaluasi dan pembuatan keputusan atas kepuasan hidup seseorang.  

0 comments: