Saturday 30 January 2010

contoh Penelitian Kualitatif

” PERSEPSI SISWA-SISWI SMAN 2 KOTA BUKITTINGI TERHADAP SEKS”

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Masalah seks merupakan masalah umum saat ini. Hal ini tidak tertuju pada bidang seks saja yakni melakukan relasi seks,akan tetapi juga melakukan kegiatan-kegiatan non seksual. Misalnya saja berprestasi dibidang ilmiah,seni melakukan tugas-tugas moril dan lain-lain.Sebagai energi psikis seks merupakan motivasi atau dorongan untuk berbuat/bertingkah laku.
Seks adalah suatu mekanisme bagi manusia agar mampu mengadakan keturunan. Sebab itu seks merupakan mekanisme yang vital sekali dengan manusia mengabdikan jenisnya.
Disamping hubungan social biasa,diantara wanita dan pria itu terjadi hubungan khusus yang erotis yang disebut relasi seksual. Dengan relasi seksual ini kedua belah pihak menghayati bentuk kenikmatan dan puncak kepuasaan seksual atau orgasme. Jika dilakukan dalam hubungan khusus yang sifatnya normal

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana persepsi siswa SMAN 2 kota bukittingi terhadap seks?
2. Bagaimana bentuk perilaku seks?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitan ini adalah ingin mengetahui bagaimana persepsi siswa-siswi SMAN 2 Kota Bukittingi terhadap seks dan bagaimana bentuk dari perilaku seks

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian seks bagi saya khususnya dan umumnya rekan-rekan supaya dapat mengenal dan memahami masalah dan bentuk seks yang baik dan buruk untuk bekal menjalankan frofesi sebagai seorang calon Sarjana Psikologi

BAB II ACUAN TEORI

Seks merupakan energi psikis yang mendorong manusia untuk bertingkah laku,perilaku seks yang normal adalah bahwa kedua belah pihak menyadari dari konsekuensinya dan berani memikul tanggung jawab terhadapanya serta mewajibkan manusia melakukan seks melalui ikatan yang sakral atau perkawinan yang sah.
Perikau seks yang abnormal adalah relasi seks yang tidak bertangung jawab,dan didorong oleh kompulsi-kompulsi dan dorongan-dorongan yang abnormal
Perilaku seks ini dapat menyesuaikan diri,bukan saja dengan tuntutan masyarakat ,tetapi dengan kebutuan individu mengenai kebahagian,perwujudan diri sendiri,atau peningkatan kemampuan individu untuk mengembangkan kepribadian menjadi lebih baik ( Maramis,1999 )
Pendapat kartini kartono (1989 ),yang dimaksud perilaku seksual yang normal mengandung pengertian:
a. Hubungan seksual yang tidak menimbulkan efek-efek merugikan baik bagi diri sendiri maupun bagi partnernya.
b. Tidak menimbulkan konflik psikis,tidak bersifat paksaan atau perkosaan
Menurut ( Maramis, 1999 ) perilaku seksual abnormal adalah perilaku seks yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat tetapi juga dengan tuntutan kebutuhan individu mengenai kebahagiaan perwujudan diri sendri dan peningkatan kemampuan individu untuk mengembangkan kepribadiannya menjadi lebih baik.
Dari pengertian diatas dapat dirumuskan bahwa perilaku seksual yang normal adalah mekanisme perilaku manusia yang vital untuk melestarikan keturunannya dalam hubungan yang sakral agar tidak punah sedangkan perilaku seksual yang abnormal adalah mekanisme perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab dan tidak berkeinginan melestarikan keturunan melainkan untuk kepuasaan.

A . Abnormal Seksual Dan Beberapa Permasalahannya
Ketidakwajaran seksual itu mencakup perilaku-perilaku seksual dan fantasi- fantasi seksual yang diarahkan pada pencapaian orgasme lewat relasi diluar hubungan heteroseksual dengan jenis kelamin yang sama atau dengan partner yang belum dewasa dan bertentangan dengan norma tingkah laku seksual dalam masyarakat yang bisa diterima secara umum.
Penyimpangan seksual ini jelas merupakan substansi dari relasi kelamin heteroseksual yang biasanya bersifat kompulsi dan menetap,karena itu disfungsi seksual dan penyimpangan seksual itu merupakan aspek dari gangguan kepribadian dan penyakit neorotis yang umum
Pada seseorang mungkin terdapat penyimpangan seksual yang majemuk sekalipun salah satu dari pasangan bersifat dominant.
Bentuk-bentuk abnormalitas seksual diantaranya yakni :

• Fetisisme
• Impotensi
• Ejakulasi premature
• Frigiditas
• Homoseksual
• Hiper atau hiposeksual
• Pedofilia
• Transvestitisme
• Exhibisionisme
• Voyeurisme
• Sadisme
• Transksesksualisme,dll


B. Faktor-faktor mencoloknya perilaku seksual
Mencoloknya perilaku penyimpangan seksual sangat bergantung pada :
1. Struktur kepribadian seseorang dan perkembangan pribadinya.
2. Menetapnya kebiasaan yang menyimpang .
3. Sikap pribadi individu yang bersangkutan terhadap gejala penyimpangan seksual,dan
4. Adanya sekaligus perilaku-perilaku seksual yang menyimpang lainnya yang tumbuh secara paralel.
Karena seksual itu sangat erat terjalin dengan semua aspek kepribadian maka penyimpangan seksualitas pada umumnya berasosiasi dengan :
a) Maladjustmen ( ketidakmampuan menyesuaikan diri ) yang parah.
b) Kesulitan – kesuliatn neorotis,dan
c) Ketakutan-ketakuatan terhadap relasi heteroseksual.
d)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan mengenai “Persepsi Siswa-Siswi SMAN 2 Kota Bukittingi Terhadap Seks “ menggunakan Metodologi Penelitian Kualitatif.
A. Jenis Penelitian
Jenis desain penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriftif yakni studi untuk menemukan fakta dan interpretasi yang tepat mengenai Persepsi siswa-siswi terhadap seks sehingga dapat digunakan untuk studi penelitian selanjtnya.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMAN 2 Kota Bukittingi dengan lama penelitian 2 hari.
C. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yakni data yang didapat langsung saat melakukan penelitian yang diperoleh melalui kata-kata dan perilaku siswa-siswi.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108). Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2002: 79).
Berdasarkan pendapat di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
Siswa SMAN 2 Kota Bukittinggi kelas XI IPA sebanyak 130 orang.
2. Sampel
Menurut Machfoedz (2006: 66) sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari populasi. Sedangkan menurut Narbuko & Ahmadi (2007: 107) sampel adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian. Lebih lanjut Narkubo & Ahmadi menjelaskan bahwa dalam menentukan berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk sebuah penelitian tidak ada ketentuan yang pasti.
Sampel kecil merupakan ciri pendekatan kualitatif karena pada pendekatan kualitatif penekanan pemilihan sampel didasarkan pada kualitasnya bukan jumlahnya. Oleh karena itu, ketepatan dalam memilih sampel merupakan salah satu kunci keberhasilan utama untuk menghasilkan penelitian yang baik. Sampel juga dipandang sebagai sampel teoritis dan tidak representatif. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini sebagai wakil dari populasi yang ada yaitu berjumlah 2 orang, yang terdiri dari 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.
Dalam memilih sampel penelitian kualitatif menggunakan teknik non probabilitas, yaitu suatu teknik pengambilan sample yang tidak didasarkan pada rumusan statistik tetapi lebih pada pertimbangan subyektif peneliti dengan didasarkan pada jangkauan dan kedalaman masalah yang ditelitinya. Sedangkan metode yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu suatu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Pada penelitian kualitatif tidak ditujukan untuk menarik kesimpulan suatu populasi melainkan untuk mempelajari karakteristik yang diteliti, baik itu orang ataupun kelompok sehingga keberlakukan hasil penelitian tersebut hanya untuk orang atau kelompok yang sedang diteliti tersebut. Pemilihan sample tidak bergantung pada kuantitas tetapi lebih pada kualitas orang yang akan diteliti yang biasa kita sebut sebagai informan.
E . Teknik Analisi Data
Analisa kualitatif merupakan analisa yang mendasarkan pada adanya hubungan semantis antar variable yang sedang diteliti. Tujuannya ialah agar peneliti mendapatkan makna hubungan variable-variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Hubungan antar semantis sangat penting karena dalam analisa kualitatif, peneliti tidak menggunakan angka-angka seperti pada analisa kuantitatif. Yang dimaksud dengan data kualitatif ialah data dalam bentuk bukan angka.
Data dapat berupa teks, dokumen, gambar, foto, artefak atau obyek-obyek lainnya yang diketemukan di lapangan selama melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah dan menganalisis data adalah:
1. Membuat transkrip hasil wawancara
2. Menelaah seluruh data dan informasi dari berbagai sumber yaitu hasil wawancara dan studi dokumentasi
3. Meringkas data
4. Menguraikan kembali ringkasan data dalam bentuk narasi
5. Menyajikan data dalam bentuk matrik data kualitatif
6. Melakukan konseptualisasi
Data kualitatif pada penelitian ini disajikan dalam bentuk matriks data kualitatif. Ringkasan data dalam matriks data diuraikan kembali dalam bentuk narasi untuk kemudian dilakukan konseptualisasi.



























BAB IV PEMBAHASAN

A. Keadaan Monografi Tempat Penelitian
Tempat penelitian berada di pinggir jalan raya kota bukittinggi yang merupakan jalan utama dalam kota ini dan ramai dilalui oleh kenderaan yang setiap saat lalu lalang.

B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Informan
Wawancara mendalam telah dilakukan pada kedua orang subjek penelitian . Hal ini dimaksudkan untuk memperlihatkan secara lebih rinci bahwa semua informan dalam penelitian ini secara umum telah sesuai dengan rencana semula penelitian ini. Seperti yang terlihat dibawah ini
1. Nama Usia Pendidikan Pekerjaan
RY 18 SMA Pelajar
AR 18 SMA Pelajar
Sumber : Hasil Wawancara dengan siswa-siswi SMAN 2 Kota Bukittinggi.
Karakteristik informan tersebut di atas adalah hasil wawancara mendalam. Wawancara mendalam tersebut menghasilkan gambaran karakteristik semua informan tersebut didukung oleh jawaban-jawaban yang mereka sampaikan, seperti wawancara dalam pertanyaan umum yang mencakupPengetahuan mengenai seks.
“saya mendapat pengetahuan seks melalui, baca-baca majalah, karena memang lebih mudah untuk didapat” (Informan 1)
(Sejak kapan Kamu mengetahui tentang seks?) “sejak kelas 2 SMP” (Informan 2)
”Saat ini saya tidak lagi membaca buku tetapi mendapat informasi dari teman” (Informan 1)
”biasanya cerita mengenai cara berciuman dan tentang alat vital” (Informan 2).





2. Pengetahuan
Gambaran mengenai pengetahuan kedua informan meliputi pengetahuan tentang jenis-jenis perilaku seks. Tentang pengetahuan seputar seks diuraikan di bawah ini:
Informan 1 yang menyatakan tahu tentang jenisperilaku seks, demikian juga informan ke2. Pengetahuan kedua informan tentang jenis-jenis perilaku seks dari jawaban yang disampaikan di bawah ini.
(Anda tahu tentang jenis Perilaku Seks?) ”Diantara yaitu lesbian, yaitu ya kelainan perilaku seks pada perempuan ” (Informan 1)
”waduh kurang tahu” (Informan 2)
”apa ya onani kalau gak salah, juga perilaku seks” (Informan 2)
”ya tau lah, sekarang tipi, radio, koran” (Informan 1)
Pengetahuan tentang perilaku seks secara umum telah diketahui oleh informan.



















BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa siswa-siswi SMAN 2 Kota Bukittinggi telah mengetahui tentang perilaku seks dan mereka mendapatkan informasi mengenai seks melalui berbagai cara ada yang dari majalah,teman dan orang tua. Namun yang paling umum adalah mereka mendapat informasi melalui mjalah

B. Rekomendasi
Pengetahuan seks harus dimiliki oleh seseorang sejak dini agar tidak terjadi perilaku seks yang menyimpang. Dikota-kota besar sering kali terjadi perilaku seks menyimpang. Adapun solusi yang harus kita lakukan demi mengurangi perilaku seks menyimpang adalah sebagai berikut:
a. Mengadakan penyuluhan-penyuluhan tentang seks.
b. Menerapkan peraturan yang tegas bagi remaja dilingkungan sekolah
c. Guru hendaknya memberikan informasi yang jelas dan benar mengenai seks.
Diharapkan pihak sekolah SMAN 2 Kota Bukittinggi ikut berperan dalam pendidikan seks bagi para pelajar agar tidak tejadi perilaku seks menyimpang.









LAMPIRAN

A. Observasi
Observasi dilakukan pada siswa-siswi SMAN 2 Kota Bukittinggi diluar jam sekolah. Peneliti memilih waktu diluar jam sekolah agar penelitian berlangsung efektif dan tidak ada gangguan sehingga hasil yang diperoleeh juga sesuai dengan harapan.

B. Wawancara
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur dengan pertanyaan umum dengan dua orang subjek Masing –masing subjek diajukan pertanyaan yang sama. Adapun subjek dari penelitian ini adalah.
RY 18 Tahun Pelajar
AR 18 Tahun Pelajar
Pertanyaan-pertanyaannya adalah sebagai berikut:
1. Darimana kamu mengetahui masalah seks ?
2. Apakah kamu mengetahui bentuk perilaku seks menyimpang?
3. Sejak kapan kamu mengenal seks?
Dari pertanyaan yang diajukan subjek mengaku mengetahui maslah seks dari berbagai sumber yakni majalah,Koran,buku,dan TV. Selain itu subjek juga mengetahui bentuk-bentuk dari perilaku seks menyimpang.











DAFTAR PUSTAKA

Ir. Sri umiyani. 1982. Intisari, Biologi, Klaten: Intan
Kartini kartono.1991.Psikologi Abnormal,Yogyakarta,UGM Press
http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=2606&Itemid=1376
http://www.padang-today.com/index.php?today=news&id=3402
http://www.bukittinggikota.go.id/
























KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis telah berhasil menyusun laporan penelitian ini dengan mengarahkan segenap kemampuan yang ada pada penulis; dengan judul “Persepsi Siswa-Siswi SMAN 2 Kota Bukittingi Terhadap Seks”
Dalam menyelesailkan pembuatan laporan penelitian ini penulis banyak mendapatkan bahan-bahan dari buku psikologi dan dari media elektronik.
Kritik dan saran penulis harapkan dari pembaca,karena penulis sadar sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan,karena ini penulis harapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya penulis sebagai penyusun.
Demikian laporan ini dibuat,dan penulis berharap laporan ini dapat menjadikan tambahan ilmu bagi pembaca dan semua yang sedang dalam menjalani masa pendidikan.



Bukittinggi, Juni 2009 Penulis





DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………….i
Daftar Isi…………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….1
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………1
D. Manfaat PENELITIAN…………………………………………………1
BAB 11 ACUAN TEORI…………………………………………………………….2
A. Abnormal seksual dan beberapa permasalahannya…………………2
B. Faktor-faktor mencoloknya perilaku seksual…………………………3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………….5
A. Jenis Penelitian……………………………………………………………5
B. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………………5
C. Sumber Data………………………………………………………………5
D. Populasi dan Sampel………………………………………………………5
E. Teknik Analisi Data……………………………………………………….6
BAB IV PEMBAHASAN …………………………………………………………….8
A. Keadaan Monografi Tempat Penelitian 8
B. Hasil Penelitian…………………………………………………………..8
BAB V PENUTUP 10
A. Kesimpulan……………………………………………………………….10
B. Rekomendasi………………………………………………………………10
LAMPIRAN…………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………12








0 comments: