Monday 5 April 2010

BERBAGAI JENIS ASESMEN DALAM PSIKOLOGI KLINIS

A. ASESMEN PEMFUNGSIAN NEUROPSIKOLOGIS
Asesmen neuropsikologis melibatkan pengukuran tanda-tanda perilaku yang mnecerminkan kesehatan atau kekurangan dalam fungsi otak. Terdapat tiga kegiatan psikologi klinis dalam asesmen neuropsikologis, yaitu menyangkut focus perhatian dalam asesmen ini, banyak tes neuropsikologis utama, dan bukti-bukti riset yang menyangkut reliabilitas dan validitas tes untuk neuropsikologis
a. Pertanyaan-pertanyaan Asesmen Neuropsikologis yang Memerlukan Jawaban.
1. Apakah gangguan otak itu jelas lokasinya atau kabur?
Biasanya, jika cedera otak terbatas pada daerah tertentu hasil gangguan kognitif, afektif, dan perilaku akan spesifik dan terbatas. Bagaimanapun, jika gangguan otak lebih kabur, hasil berupa disfungsi cenderung untuk berkorespondensi tergeneralisasi. Sumber gangguan otak yang kabur termasuk kekurangan oksigen (anoxia), penyakit infeksi, penyakit degenerative, penyalahgunaan obat, dan cedera kepala. Gangguan otak yang jelas lokasinya berasal dari trauma yang lebih spesifik, tumor, infeksi pada daerah tertentu, atau gangguan vascular.
2. Apakah gangguan bersangkutan dengan pergeseran jaringan atau penyakit jaringan?
Pergeseran jaringan otak, biasanya menghasilkan symptom perilaku yang spesifik. Penyakit jaringan lebih sering menyebabkan gangguan otak dan disfungsi perilaku yang tergeneralisasi.
3. Apakah gangguan bersifat progresif atau non progresif ?
Trauma insiden tunggal cenderung untuk berefek yang tidak bertumbuh terus menerus. Sebaliknya, penyakit atau gangguan otak yang sanar cenderung untuk membuat deteriosasi progresif.
4. Apakah gangguan akut atau kronik?
Gangguan otak yang jelas daerahnya, perkembangan bertahap dapat berkelanjutan untuk beberapa tahun, sementara pada kasus disfungsi otak kronis menghasilkan secara progresif lebih melebardan menyebabkan deteriosasi kognitif dan perilaku.
5. Apakah disfungsi itu organik atau fungsional?
Kesalahan diagnosis dapat membuat efek negatif pada penyesuaian social dan terapi. Jika kerusakan otak salah diagnosis, terutama gangguan yang samar , dapat membawa ke abandonment terapi.
6. Mungkinkah “Minimal Brain Dysfunction (MBD)”
Sampai saat ini riset sedang berjalan untuk dapat menjelaskan peranan kerusakan otak vs faktor-faktor psikologis dan “MBD” anak-anak.
b. Berbagai Tes Asesmen Neorupsikologis
1. Tes persepsi visual
Test of Facial Perception (ToFR), HFaHWT, WoPRaR
2. Tes-tes persepsi pendengaran
Seashore Rhtym Test dan Speech-Sound Perception Test
3. Test of tactile perception
Sensory Perceptual Examination dan Fingertip Writing
4. Test of motor coordination and steadiness
Finger Oscilation Test dan Klove-Matthews Motor Steadiness Battery
5. Test of sensomotor construction skill
Block Rotation Test, Tactual Performance Test, Bender-Gestalt Test, dan Graham-Kendall Memory for Designs test.
6. Test of memory
Wechsler Memory Scale
7. Test of verbal
Aphasia Screeing Test, Token Test, Non Sensory Center Comprehensive Examination for Aphasia.
8. Test Of Conceptual Reasoning Skills
Category Test dan Trail Making Test.



B. ASESMEN PERILAKU
Pendekatan perilaku dalam asesmen terpusat pada mengidentifikasikan perilaku spesifik klien atau system lingkungan yang mungkin memerlukan perubahan.
Asesmen perilaku merupakan pendekatan situasi spesifik, dimana variasi spesifik dalam keadaan lingkungan dengan teliti dan diperiksa untuk menentukan peranan mereka terhadap pemfungsian klien. Adapun landasan penggunaan asesmen perilaku adalah perspektif perilaku dimana pemfungsian manusia dilihat sebagai produk dari interaksi yang terus menerus antara pribadi dan situasi. Orang membentuk sendiri perilakunya, pemikiran dan perencanaan, serta emosinya.
a. Metode Asesmen Perilaku
Terdapat lima metode asesmen perilaku yang umumnya dikenal orang, yaitu observasi naturalistic, pemantauan sendiri, laporan diri situasi spesifik oleh klien, observasi analog, dan observasi dan rating oleh orang lain yang signifikan.
Pengamatan naturalistic merupakan metode dimana observer mengamati perilaku secara langsung dalam situasi yang dirasakan klien secara actual.
Pemantauan diri terjadi saat orang bertindak sebagai pengamat atas tindakan dan interaksinya sendiri.
b. Laporan Diri dalam Asesmen Perilaku
Asesmen laporan diri berbeda dari pemantauan diri, meskipun keduanya menyampaikan subyek sebagai sumber data. Laporan diri lebih restospetif dan sumatif, menyandarkan pada daya ingat diri mengenai pola umum perilakunya. Sedangkan pemantauan diri menekankan pencatatan segera respon-respon spesifik.
Pengukuran laporan diri telah berkembang untuk mengakses aspek-aspek situasi seperti juga untuk mengakses perilaku.
c. Asesmen Analog
Analog berisikan karakteristika dasar tertentu mengenai hal-hal nyata dalam cara yang terkendali dan sederhana. Misalnya: permainan “monopoli” merupakan analog bagi dunia keuangaan, bisnis besar, industry,dan real estate.

d. Observasi Perilaku dan Peringkatan Perilaku Orang Dekat
Teman bermain, orang tua, guru-guru, dan staf bangsal psikiatris diminta untuk melakukan observasi langsung atau membuat peringkat atas perilaku klien. Metode ini menampilkan sumber data yang menyeluruh karena cara dimana orang dipandang oleh orang yang secara signifikan sangat kuat mempengaruhi perilaku dan persepsi diri orang.
e. Wilayah Tambahan Asesmen Perilaku
Asesmen respon fisiologis dan asesmen kognitif spesifik menampilkan dua wilayah tambahan area dalam asesmen kepribadian.
1. Asesmen Psikofisiologis
Pengukuran psikofisiologis dapat didefinisikan sebagai “kuntifikasi kejadian-kejadian biologis sebagaimana mereka berhubungan dengan pengubah-pengubah psikologis”. Secara esensial, fokusnya adalah pada perekaman rekasi-reaksi jasmaniah terhadap rangsangan-rangsangan lingkungan. Reaksi yang secara tipikal merupakan bagian asesmen itu termasuk ketegangan otot, denyut jantung, tekanan darah, dan resistensi kulit.
2. Asesmen Kognitif-Perilaku
Target asesmen kognitif perilaku adalah respon spesifik, tetapi respon-respon ini adalah aktivitas kognitif klien. Terdapat banyak metode yang mungkin dilakukan untuk mengakses respon-respon kognitif perilaku. Dua diantaranya adalah contoh fikiran (thought sampling) dan inventori-inventori pernyataan diri (self statement inventories).



1 comments:

Unknown said...

boleh tahu ini sumbernya dari mana ya? terimakasih :)
artikelnya sangat membantu tapi lebh baik disertakan sumbernya