Sunday 26 February 2017

BELAJAR LEBIH PEDULI DARI PERJUMPAAN DENGAN BAPAK TUA

Kemarin, saya memilih menggunakan travel untuk pulang ke Bengkulu,  karena memperkirakan  sampai di Bengkulu dini hari sehingga dapat diantar langsung ke alamat kos. Saya senang mengunjungi daerah baru. Bukan hanya karena kerja, melainkan karena banyak pengalaman yang saya dapat disana. Begitu pula di hari itu. Seperti biasa, Dari Palembang saya harus menaiki travel yang melewati Betung, sekayu, Lubuk Linggau, dan Curup. Di  travel tujuan Bengkulu, yang saat itu, hanya ada saya, 3 orang penumpang lain, bapak tua, dan tentu saja supir. Kebetulan, bapak tua itu duduk persis di depan saya.
Tidak lama setelah ia duduk, ia terus menurus menunduk. Bapak tua itu sibuk melihat hp nya sambil menelpon anaknya untuk memastikan alamat di Bengkulu. Bahkan ia berkali-kali bertanya pada anaknya tentang alamat. Melihat tingkah bapak tua itu, saya secara spontan bertanya.
“Bapak di Bengkulu dimana?”
“di Perumnas Korpri Bentiring” balas bapak tua.
Sebelum saya bertanya kepadanya, saya juga sudah mengira kalau bapak tua tidak hapal daerah Bengkulu. Singkat cerita sesampai Di Bengkulu, sopir travel tidak tahu alamat yang hendak dituju bapak itu. Bapak tua semakin cemas, berkali-kali telp anaknya untuk menanyakan alamat namun tidak ada jawaban. Saya memberanikan diri untuk menawarkan bapak tersebut istirahat di kos saya saja sambil menunggu anaknya datang menjemput,  karena saat saya memperhatikannya saya meilhat bapak tersrbut bingung. Meskipun saya menawarkan agar turun bersama dan istirahat di kos saya karena jam masih menunjukkan jam 3 pagi, saya agak ragu bapak tua tersebut mau menerima tawaran saya.
Lantas saya tanyakan kembali "  bagaimana pak,  istirahat ditempat saya saja?”.
“ Baik saya turun dan istirahat di kos kamu saja.” jawab si bapak tua.
Ya Tuhan teryata begitu pulas tidur, si anak bapak tua tersebut tidak menjawab telp, meskipun bapak tua tersebut sudah berkali-kali menelpon. Bahkan saya sempat ragu kalau bapak tersebut tidak mau istirahat di kos saya.
Buru-buru saya bilang “Istirahat di kos saya saja pak!” sambil melihat ke bapak tersebut.
“Oh iya, terimakasih ya” kata bapak tua sambil tersenyum dengan wajah bersinar.

Setiba kami di kos, saya mempersilahkan bapak tersebut istirahat, setelah agak pagi bapak tersebut kembali menelpon keluarganya mengatakan istirahat di tempat temannya satu travel. Dan tidak lupa bapak tua tersebut menelpon anaknya, dan  memberikan telp kepada saya agar memberitahu alamat saya. Bapak tua tersebut lalu berkata kepada anaknya via telp,  tunggu agak pagi saja jemput saya disini. Lalu anaknya bilang, bahwa dia baru bisa jemput jam 8 pagi.
saya berkata kepada bapak tersebut jika jam 8 pagi saya mesti berangkat kerja, jadi sekitar jam 6 saya minta bapak tersebut menelpon anaknya agar menjemput beliau. Namun lagi-lagi hp tidak dijawab. Bapak tua tersebut bergumam mungkin Dia lagi mengirus anak-anaknya yang mau berangkat sekolah.

Saya menawarkan untuk mengantar bapak tua  tersebut ke alamat rumah anaknya. Lalu bapak tua tersebut bertanya " Naik apa ?" karena di kos saya tidak ada motor. Saya jawab pakai motor, saya pinjam dulu sama teman.
Saya pun mengantar bapak tersebut meski belum tahu dengan alamat tersebut. Pertama sebelum berangkat saya isi bensin di toko lalu bertanya tentang alamat anak bapak tua tersebut. Lalu pemilik toko memberi petunjuk. Saya mengikuti petunjuk tersebut. Dan Alhamdulillah saya bisa mengantar bapak tua tersebut ke Alamat anaknya tanpa nyasar karena itu pertama kali saya ke daerah tempat tinggal anak bapak tua tersebut.

Saya tersentil dengan kejadian ini. Selama ini, mungkin saya termasuk orang yang sering berjalan malam, dan terkadang belum tau seluk beluk daerah yang dituju. Bagi saya menolong tidak ada arti apa-apa karena tidak banyak yang bisa dilakukan dengan mengantar bapak tua tersebut ke alamat anaknya dengan selamat. Bahkan saking  iba melihat bapak tua yang bingung mencari alamat anaknya, saya mungkin tidak akan tahu betapa penting menolong sesama. Sejak saat itu, melalui bapak tua yang kebingungan mencari alamat anaknya, saya jadi belajar bahwa ada banyak orang di luar sana yang sangat amat menghargai sekecil apapun pertolongan kepadanya. Dengan pertolongan, bisa meringankan banyak hal. Hal yang sulit menjadi mudah. Dengan menolong sesama, menunjukkan kepedulian kita terhadap orang lain. Pertolongan yang didapat lama-lama membuat kita untuk terus belajar peduli terhadap orang lain. Terimakasih bapak tua. Semoga engkau selalu diberikan kesehatan, umur yang panjang dan rejeki yang halal untuk menikmati kebersamaan dengan keluarga.

0 comments: